NAMA :
VERA FEBRYANTI .A
KELAS :
1EB05
NPM :
29211013
STRATEGI PEMBANGUNAN
DENGAN PEMERATAAN
Strategi pembangunan
Strategi pembangunan merupakan suatu bentuk
cara untuk mencapai Visi dan Misi dalam bentuk strategi. Dalam sebuah organisasi
(pemerintah) diperlukan kinerja yg baik untuk mengalami kesuksesan atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi
pemerintah. Untuk mencapai tujuan dan misi organisasi secara sinergis dan
efisien diperlukan faktor – faktor keberhasilan. Untuk merumuskan strategi maka
dibutuhkan analisis lingkungan strategis.
Faktor-faktor yg mempengaruhi strategi pembangunan
Jika ingin mencapai suatu tingkat pertumbuhan
yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah
tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat
pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi yang berat ke sektor
tradisional yang kurang berkembang.
Ada
beberapa karakteristik perkembangan ekonomi modern yang ditinjau dari interrelasi,
yaitu:
-
Tingginya tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya
produktifitas tenaga kerja yang cepat
-
Tingginya tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya
tingkat konsumsi perkapita
- Teknologi yang maju guna merubah structural
skala produk dan karakteristik unit usaha ekonomi yang dicapai.
Teori
Strategi Pembangunan
Strategi Penataan Kembali Indonesia yang diarahkan untuk
menyelamatkan system ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat,
jiwa, nilai, dan consensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 (terutama
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945) ; tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhineka
Tunggal Ika.
Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk
membangun Indonesia disegala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang
tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan
hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Strategi
Pembangunan Indonesia
Paradigma Pembangunan untuk semua dalam konteks Indonesia,
kata SBY, hanya dapat dilakukan dengan menerapkan enam strategi dasar
pembangunan.
− Pertama,
menerapkan strategi pembangunan yang inklusif, yang menjamin pemerataan dan
keadilan, serta mampu menghormati dan menjaga keberagaman rakyat Indonesia.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan berbagai macam kebijakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan berbagai macam kebijakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
− Kedua,
pembangunan Indonesia haruslah berdimensi kewilayahan.
− Ketiga,
menciptakan integrasi ekonomi nasional dalam era globalisasi.
− Keempat,
pengembangan ekonomi lokal di setiap daerah, guna membangun ekonomi domestik
yang kuat secara nasional.
− Kelima adalah
keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth with Equity.
Oleh sebab itu, pemerintah menerapkan Program Keluarga Harapan (PKH), , BLT,
Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR). “Strategi demikian juga merupakan
koreksi atas kebijakan pembangunan terdahulu, yang dikenal dengan trickle
down effect,” ujarnya.
− Adapun strategi
yang terakhir adalah pembangunan yang menitik-beratkan pada kemajuan kualitas
manusianya. Manusia Indonesia bukan sekedar obyek pembangunan, melainkan justru
subyek pembangunan. Sumber daya manusia menjadi aktor dan sekaligus fokus
tujuan pembangunan, sehingga dapat dibangun kualitas kehidupan manusia
Indonesia yang makin baik
Perencanaan pembangunan
Perencanaan pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan
yang terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses
pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur
keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
·
·
Berisi
upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
·
Meningkatnya
pendapatan perkapita
·
Merubah
struktur ekonomi
·
Meningkatnya
kesempatan kerja bagi masyarakat
Ø Manfaat
1. Dapat dilakukan suatu perkiraan
terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui.
2. Dapat dilakukan penyusunan skala
prioritas
3. Dengan adanya rencana maka akan ada
suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi
4. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber
pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif
Ø Periode perencanaan pembangunan
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Macam – macam Strategi Pembangunan
Ekonomi
Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu
tindakan pemilihan atas faktor – faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor /
variabel utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993).
Babarapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
•
Strategi Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria
utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa
dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin
melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui
tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat
pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam
prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya
pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi
ini disebut strategi pertumbuhan.
Inti dari konsep strategi ini adalah :
Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada
upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang,
menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan
ekonomi.
Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh
golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect),
pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal
tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah
bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
•
Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para
ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif baru yang muncul adalah strategi
pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris.
Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan
pembangunan melalui teknik social engineering, seperti melalui
penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dengan kata lain, pembangunan
masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan
oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model
pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang
dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan
struktural dan kepincangan sosial.
•
Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara
masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia
(ILO) pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth,
and Basic Needs : A One World Problem. ILO dengan menekankan
bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan
masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena
itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan
pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamin Zulkarnain, 1993, Perekonomian
Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
Jakarta
Djamin Zulkarnain,
1993, Perekonomian Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia, Jakarta
Suroso
P.C., 1993, Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa, APTIK
dan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Boedinono,
1990, Seri Sinopsis, Ekonomi Makro, LPFE UGM, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar